Sabtu, 31 Oktober 2009


KONTRIBUSI KOMPOS KIRINYU (Chromolaena odorata L)

DAN JAMUR MIKORIZA ARBUSCULAR VESICULAR UNTUK OPTIMASI PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L) DI LAHAN KERING LOMBOK

Zaenal Arifin, Ni Wayan Dwiani Dulur, Bustan

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram

RINGKASAN

Terjadinya krisis energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM) yang dipicu oleh meningkatnya harga BBM dunia telah membuat Indonesia perlu mencari sumber-sumber bahan bakar alternatif yang mungkin dikembangkan. Tanaman Jarak Pagar adalah salah satu tanaman yang dapat dipergunakan sebagai pengganti BBM, yaitu sebagai biodiesel. Secara agronomis tanaman Jarak Pagar mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lahan yang kurang subur (lahan Marginal), maupun lahan dengan curah hujan yang rendah (< style="">

Melihat keistimewaan agronomis tanaman jarak tersebut maka pengembangan tanaman ini di propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ditujukan pada lahan kering atau lahan marginal yang selama ini belum banyak dimanfaatkan. Kondisi lahan dengan curah hujan rendah atau disebut lahan kering merupakan lahan yang dominan di propinsi NTB, yaitu seluas ± 1,67 juta hektar atau sekitar 81% dari luasan total wilayah NTB (BPS NTB, 2004). Dalam pemanfaatan lahan kering ini mempunyai banyak kendala dalam kaitannya sebagai media tumbuh tanaman, antara lain: ketersediaan air yang terbatas, topografi lahan umumnya tidak datar, lapisan olah yang dangkal dan kurang subur serta kandungan bahan organik tanah yang rendah.

Paket teknologi budidaya Jarak Pagar diawali dengan teknologi budidaya pembibitan. Saat ini teknologi pembibitan masih banyak menggunakan pupuk buatan yang sering kali kurang efektif karena memerlukan biaya tinggi. Selain itu penggunaan pupuk buatan pada rentan waktu tertentu akan menurunkan tingkat produktivitas lahan dan seringkali menyebabkan pencemaran lingkungan yang mengakibatkan terjadinya degradasi kualitas lahan dan kualitas lingkungan.

Agar didapatkan bibit bermutu dengan pertumbuhan yang cepat serta produktivitas tinggi, perlu dicari alternatif-alternatif dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara maksimal dan menekan penggunaan input dari luar sehingga komoditas yang diusahakan mempunyai nilai kompetitif. Sebagai salah satu alternatif perbaikan pertumbuhan bibit Jarak Pagar di lahan kering adalah dengan pemberian bahan organik berupa kompos Kirinyu (Chromolaena odorata L) dan pupuk hayati mikoriza.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kontribusi kompos Kirinyu (Chromoleana odorata L) dan Inokulasi Mikoriza Arbuskular Vasikular terhadap optimasi pertumbuhan bibit Jarak Pagar (Jatropha curcas L) di lahan kering Lombok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai paket teknologi alternatif pembudidayaan bibit Jarak Pagar di lahan kering dengan masukkan bahan organik dan inokulasi mikoriza.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan percobaan faktorial 2 x 3 yang ditata menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah inokulasi mikoriza arbuskular vasikular yang terdiri dari 2 aras perlakuan yaitu 0 dan 30 gram per pot. Faktor kedua adalah kompos krinyu terdiri atas 5 aras perlakuan yaitu 0, 5, 10, 15 dan 20 ton per hektar. Maisng-masing perlakuan tersebut diulang tiga kali sehingga diperoleh 30 unit percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis keragaman pada taraf nyata 5 %, dan untuk melihat adanya perbedaan antara perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5 %.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pemberian kompos krinyu (Chromoleana odorata L) dan Inokulasi Mikoriza Arbuskular Vasikular berpengaruh terhadap optimasi pertumbuhan bibit Jarak Pagar (Jatropha curcas L) di lahan kering Lombok. Hal ini dapat dilihat pada parameter tinggi tanaman dan berat berangkasan kering tanaman bagian atas. Tinggi dan berat berangkasan kering tanaman bagian atas yang mempunyai nilai tertinggi ditemukan pada perlakuan pemberian kompos krinyu 20 ton/ha dan diinokulasikan mikoriza (I1K4) yaitu 27,37 cm dan 9,79 gram. (2) Pemberian kompos krinyu dan inokulasi mikoriza berpengaruh terhadap perkembangan akar tanaman Jarak Pagar, dengan persentase kolonisasi akar tertinggi ditemukan pada perlakuan pemberian kompos 10 ton/ha dan diinokulasikan mikoriza yaitu 83,23%. (3) Pemberian kompos krinyu dan inokulasi mikoriza berpengaruh terhadap serapan N dan P tanaman, dengan serpan N dan P tertinggi ditemukan pada perlakuan pemberian kompos 20 ton/ha dan diinokulasikan mikoriza yaitu 356,00 mg/tanaman dan 20,21 mg/tanaman. (4) Saling tindak antara pemberian kompos krinyu dan inokulasi mikoriza tidak berpengaruh terhadap pH tanah (pH H2O), C-organik tanah dan N-total


2 komentar:

  1. Kalau bisa diperjelas dengan gambar perbedaan pertumbuhan bibit jarag pagarnya

    BalasHapus
  2. Good posting, teruskan bekarya bro

    BalasHapus